30.12.08

3 Hari untuk Selamanya (Day 1)

Assalamualaikum!
Woah, Subang itu ternyata kerrrrren banget. Awalnya sih, saya sempet mikir kalo perjalanan ini bakalan menyebalkan dan..... capek.
Tapi ternyata, perkiraan saya salah total.


Semua siswa SMA N 8 Jakarta kelas XI harus melaksanakan TeSIS 2008 untuk persyaratan naik ke kelas XII. Lokasinya di Desa Tambakmekar, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Acara ini berlangsung tanggal 27-29 Desember 2008 kemarin.


Belum apa-apa, pas apel pra keberangkatan, semua udah siap-siap kamera buat foto-foto.



Tepat jam 8 semua bus siap ninggalin sekolah menuju Desa Tambakmekar.
Perjalanannya memakan waktu sekitar 3 jam lebih, karena belum jam 13.00 kami sudah sampai. Hawa dingin langsung terasa biarpun matahari tetap bersinar terik seperti di Jakarta. Bedanya, di sini ga ada polusi dan asap berlebihan.

Dengan teganya, panitia TeSIS mengadakan upacara kedatangan. Acara ini pun berlangsung seperti pemanggangan ayam karena matahari di atas lagi terik banget ga ada ampun sama sekali. Kelas saya tercinta, XI IPA H udah siap dan baris rapi tuh. Tapi ternyata... Bus XI IPA C telat jadi semua nunggu sambil foto-foto (lagi) deh...

Abis itu, kami semua per kelompok dipertemukan dengan hostparents-nya. Maklum, semua siswa bakalan tinggal di rumah warga asli. Kelompok saya, kelompok 30 dan kelompok 29 perempuan ditempatkan di rumah Bapak Saklan.
Mulai deh, kami yang bersepuluh ini : Saya, Aless, Dina, Aci, Gadis, Tasya, Fey, Bella, Icil, dan Odong berkeliling venue upacara pembukaan di lapangan Balai Desa mencari bapak-bapak yang memegang kertas bernomor 29 dan 30.

Tiga kali keliling lapangan, tapi hasilnya.... nihil.

Huaaaaa, kami semua mulai panik krn kelompok-kelompok lain sudah berhasil menemukan rumah singgahnya, sedangkan kami belum.
Aci pun mencoba melapor pada Pak Edy yang berdiri di depan dengan mic dan tadi memimpin jalannya acara pemanggangan, tapi dicuekin.

Jadilah kami kelompok 29 dan 30 sempat luntang-lantung nyari bapak-bapak bernama Saklan.
Lagi asik bengon mencari, beberapa teman saya melihat seorang wanita paruh baya berjilbab dengan tinggi 150an datang membawa kertas bertuliskan 29 dan 30.

Kontan kami semua senang! Lalala, ternyata beliau ini Ibu Saklan.
"Bu, bapaknya mana?" tanya seseorang dari kami begitu sampai di rumahnya.
"Bapaknya di Jakarta".

Ngeeek, jadi anak SMA 8 tukeran sama Pak Saklan dong? Hahahaha

Ya, rumah yang kami tempati ini agak unik. Bentuknya mungil dengan dua kamar sederhana berisi kasur, guling, dan bantal kapuk juga TV tua zaman tahun 70an, sebuah kamar mandi tanpa lampu neon, rak piring, dan musala.

Biarpun sederhana, rumah Bu Saklan ini sangat bersih. Apalagi, rumah ini terpisah dari rumah utama yg memiliki dapur dan TV warna 21 inch. Bisa jadi, rumah ini hanya dipakai bila ada tamu.

Baru beberapa menit menaruh ransel dan menyelonjorkan kaki, tiba-tiba Bu Saklan datang...



membawakan makan siang!
Yum yum, pas banget sama perut kami yang lapar dan kepanasan karena dijemur tadi. Langsung ludes deh menu hari pertama yaitu ikan bumbu kecap dan tahu. Ga lupa kerupuk dan sambelnya te op pe be ge te!

Sehabis makan, kami semua leha-leha sejenak. Di jadwal sih, masih termasuk jam isoma. Kami pun berinisiatif memakai waktu observasi lingkungan jam 14.30 hari itu sebagai waktu untuk penelitian. Kami pun menyebarkan kuisioner ke daerah sekitar dan sore itu juga, kami telah berhasil mendapatkan 65 responden untuk penelitian kami.

OH IYA!!!
Saya lupa bilang bahwa judul TeSIS kelompok 30 adalah Pengaruh Pendidikan terhadap Profesi Masyarakat

Selesai membagikan kuisioner dan mengumpulkannya kembali, saya, Dina, Aci, Dias, dan Derrie sepakat untuk naik bukit ke atas menuju tempat rekreasi yang letaknya di atas bukit. Jadi nanjak gitu.
Melewati pesantren Asy-Syifa yang heboh digembar-gemborkan di 8, kami pun befoto ria.





Nah, waktu bagiin kuisioner, Derrie, Edwin, Saya, dan Odong sempat berulang kali ucap salam di sebuah rumah,
namun sepiiiiiiiiiiiii...
ga ada jawaban...........

Eh ternyata ada tulisan ini di dinding rumahnya...





Hahahahaha. Payah deh ga kelihatan karena kecil.

Ehh, pada akhirnya jalan yang bengkok, penuh gua galian batu di kanan kiri, dan nanjak menuju tempat rekreasi sama sekali tidak membuat kami antusias. Pada akhirnya, kami semua memutuskan turun karena bingung apa yg ingin kami lakukan di sana.
Ini deh gambar galian batunyaaaaa.



Kami pun
pulang, mandi, makan malam, ngobrol sebentar, dan tidur. Hehehe capek sih...
Gimana dong?:P


Oh ya, hari pertama kedengaran suara gukguk kaing kaing dari luar dan kebanyakan dari kami pada ga bisa tidur, jd jam11 deh baru pada nyerah....
tepar sampe pagi. hehehe



Sekian hari pertamanya. Lanjut ke post berikutnya ya! :D

4 comments:

Dayen said...

wahahaha IPA C ketinggalan.

Anonymous said...

kaing2 hari ke1, hari ke2 ayam tukang intip, ngintip elo,dina,gue, tasya haha

Serra Annisa said...

wah gue setuju rin sm '3 hari untuk selamanya' hahaha seru banget..

Ferinda P Lestari said...

dayen : IPA C ketinggalan yen ada pacarnya elo sih hahaha

odoong : yoai, ayam genit ih liat2 hahaha

serra : he eh banget kan, serrr. asik banget!

A bit of Romcom

Most of guys I've ever dated now are married. To wonderful women? Sure, I guess. No, I'm not saying this in a mellow tune, or certai...