Blackberry (I)

Payah ya, sebenarnya saya sudah lama berniat menulis mengenai BB. Tapi apa daya, setiap wajah menghadap laptop, yang ada pikiran saya adalah kejadian-kejadian konyol hari ini, fashion blogs, dan recent updates orang-orang. Jadilah topik BB tidak kunjung terangkat. Seharusnya saya sekarang tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sebuah sanggar tari di Tebet untuk latihan, tapi saya sangat ingin menulis tentang BB. Sekarang.

Jadi ceritanya, saya dengar dari teman sekelas saya. Sebut saja namanya Fahmisyari, "iya jadi di blog nya Kak *biiip dia ngepost tentang BB dan penggunaannya yang sebenernya bisa juga dilakukan sama hp biasa. Kayak kalo mau WLM kan bisa pake eBuddy, dsb". Saya menjawab iya-iya saja, dan sampai saat ini belum sempat blogwalking ke blognya Kak Biip tersebut. Nantilah kapan-kapan.

Berikutnya ada juga percakapan teman saya, "gue ga akan beli BB, abis udah banyak sih yang make", atau "ya abis pasaran banget, iPhone aja".
Ya, kalo saja saya bisa bikin Blackberry milik saya sendiri seperti Barrackberry milik Obama tentu saja jadi ga banyak yang make.
Dan kalo saja saya ayah saya berhati lunak, mungkin saya sudah pakai iPhone (karena maunya juga iPhone sebenarnya -___-).

Toh percakapan-percakapan di atas saya masukkan ke hati, sebentar saja kok, lalu saya lupakan. Masa iya saya mau marah-marah denger Blackberry dikomentarin? Toh bukan saya penciptanya. Saya cuma pemakai (Blackberry, bukan narkoba).

F