14.1.17

Get Carrie-d Away




Di akhir tahun  2016, saya menemukan desire untuk menulis, tepatnya, nge-blog lagi. Bukan karena gelisah masih single padahal udah ditanyain melulu sama setiap orang yang ketemu dimanapun dan kapanpun, atau karena banyak mimpi yang tertunda termasuk pingin liburan ke Korea Utara, atau tiba-tiba jadi enlightened karena on strict food combining diet, saya pingin menulis lagi karena lately suka binge-watching Sex And The City, dan so far.. udah sampai di Season 4, waktu Big sudah cerai sama Natasha tapi masih ga jelas arahannya mau kemana sama Carrie.

I know I might be born one decade late to fall for this.. Waktu teman-teman saya sibuk langganan dan nonton Suits di Netflix, saya malah streaming series jadul yang ceritanya tentang tante-tante galau.

I’m not even their age, duh.

Ngomong-ngomong tentang SATC pasti balik lagi soal Carrie Bradshaw, our heroine. My heroine. Saya mengakui dengan penuh kejujuran, saya memang fans beratnya. Cinta banget banget biarpun dia dibilang ga cantik lah, spoiled, egois, suka selingkuh dsb dsb dan hebohnya lagi kalau kalian mau googling di internet raya ini banyak banget artikel blog atau majalah yang ngereview SATC yang ngasih bad remarks tentang Carrie Bradshaw my hero. Kebanyakan dari artikel itu bilang gaya hidup Carrie nonsense, dia ga seharusnya bisa afford living in Manhattan dengan gaji kolumnis yang nulis seminggu sekali plus masih belanja Manolo…plus dia rada gila karena milih untuk pacaran sama om-om labil daripada stay sama Aidan, mantannya yang emotionally stable, loving, available, ganteng, dan punya toko meubel kayak Pak Presiden.

Despite those things, alasan utama kenapa series ini menarik buat saya among all the nonsense is, we, maybe not all of us, but some of us, actually really can relate to what happens within the storyline. Maxxxing out credit card for thing months later will be forgotten, being fooled by love, choosing the wrong guy, dan lain-lain. Sisi lainnya, bukan sekadar hal foya-foya yang bikin series ini nyaman banget untuk ditonton waktu senggang, justru yang paling relatable untuk saya adalah bagian having real friends that really can be counted on. Tanpa Miranda yang rigid but vulnerable, Sam yang hypersex and also a hardcore feminist, dan Charlotte yang lembut plus ga nyeleneh, Carrie would not go through life sih. Dia aja pernah ga bisa bayar apartemen karena beli sepatu...

Itu sih yang bikin betah nontonnya. No matter how far things go wrong, you can always count on your girls. Well, luckily I also have mine so I really can relate. Nah, juga di bagian dating fuckboy dan emotionally unstable guy. Sebelum Drama Uber Nasional happening di Twitter, cerita ditinggalin waktu sayang-sayangnya ada juga di series ini. :p
Another reason why watching it becomes my daily routine is.. Carrie’s job as a lifestyle columnist at New York. No kidding, everytime she sits down with her Mac on her lap or in her white desk I really have the urge to write again. Being shallow about life and its riddles, but true and honest. Carrie selalu nulis setelah dia brunch cantik bareng sama sahabat-sahabatnya dan ngebahas sesuatu tentang dating life. Bukannya itu yang biasa kita lakukan juga sama temen-temen selain gosipin lambe turah? As a woman, we can share and strengthen each other through sharing. Terus apa next step-nya? Saya jadi kepikiran pingin nulis tentang relationship guide & dating tips.  Syukur Alhamdulillah kalau 5 tahun dari sekarang bisa punya kolom sendiri di Tabloid Nova, kek…
Namanya juga film, dari dirilis tahun 90an sampai sekarang, semua tokoh utamanya ga ada yang keliatan tambah tua. Apa karena mereka awet tua? Charlotte tetep keliatan manis-manis aja di film Sex And The City 2 pas mereka semua liburan ke Abu Dhabi. Sam udah ultah yang ke-50 juga masih keliatan gaya asyik a la tante-tante 30an… Well, ini juga jadi inspirasi buat saya biarpun gatau ini arahnya positif apa negatif.
Poin menarik lainnya dari SATC adalah don’t give up on love. Ya iyalah, kalau give up bakal udahan dong filmnya? Awalnya saya pikir begitu sampai waktu nonton SATC The Movie terbukti setelah semua pencarian cinta itu berakhir dan mereka masing-masing udah berbahagia settled sama pasangannya, masih ada problem-problem yang terjadi di dalamnya and again, real friends would not think twice to help you. So, don’t ever think marriage ends your quest, it might ignite another one.

Satu poin penting lainnya, kalau cowo nonton series ini pasti bakal agak kesel. Stereotype fuckboy,  waktu film ini diputer di HBO istilah itu belum booming kayak sekarang, digambarkan dengan sempurna, perfecto, al dente kalo spaghetti oleh sosok Mr.Big, pacar on-off-nya Carrie. Big ini suka, pacaran, putus, nikah sama orang lain, selingkuh sama Carrie, cerai, tapi ga ngajak balikan, dst….sampai akhirnya di SATC  The Movie, Big ngajak nikah terus batal. Hebatnya? Mereka tetep nikah pada akhirnya dan dilamar pakai Hangisi di dalam walk-in closet yang Big bangun untuk Carrie. Walaupun super nonsense, saya sih akan melarang keras temen saya yang ngeyel mau balikan sama fuckboy. Tapi, lagi-lagi film ini mempromosikan kalau cinta itu nyata, dan pada akhirnya bisa bersatu.. even when you’re dating a real asshole that left you then asked you to get back then you agreed but then you guys splitted then he got married with anyone else but then they divorced yet finally he proposed.

One handsome asshole like John James Preston.. Duh.



OK, so shall we share some dating advices?
Kalo kata Mr. Big, "Abso-fuckin-lutely".


No comments:

A bit of Romcom

Most of guys I've ever dated now are married. To wonderful women? Sure, I guess. No, I'm not saying this in a mellow tune, or certai...