29.1.17

Instant Needs

Seorang sahabat saya belakangan ini sedang ditimpa kejadian tidak mengenakkan. Hubungannya dengan kekasihnya tidak berjalan baik disertai tidak adanya kejelasan. Menurutnya, jika dia melakukan effort lebih banyak, maka kejelasan yang ia inginkan itu bisa segera ia dapatkan. Nyatanya, sampai hari ini hubungan mereka berdua belum kembali seperti sedia kala.

Begitu banyak hal di keseharian kita saat ini yang memungkinkan kita untuk mendapatkan apa yang kita mau secara instan. Wanna go on a date? Download Tinder. Wanna grab some food? Order thru the apps. Wanna have clear skin? Laser aja, dll. Kemudahan-kemudahan ini sejujurnya didesain untuk meningkatkan produktivitas kita karena waktu adalah komoditi yang paling mahal di dunia ini. On the other side.. kita jadi ga bisa menunggu. Kita mau apa yang kita mau kejadian detik ini juga. Flu? Pop those pills and work until late instead of getting some fine sleep. Tired? Buy a coffee instead of getting real sleep. Not fit? Drink and eat anything that can make you feel good. Proses jadi terasa seperti hal yang melelahkan. Menunggu dianggap sebagai hal yang counterproductive. Kenyataannya, menunggu kadang termasuk di dalam proses. Menunggu seseorang agar kembali kewarasannya, menunggu agar sakit di hati sembuh dan bisa sepenuhnya memaafkan, menunggu dan bersabar.

Saya, seperti sahabat saya tadi, juga memiliki kesulitan dalam memahami arti proses. Saya mau segalanya instan. Hidung mampet, langsung minum obat. Kalau patah hati, saya binge-eating atau binge-watching untuk numbing the pain. Bukan cuma itu, saya suka berharap orang lain bisa cepat memaafkan kesalahan saya, saya ingin project-project saya kelar lebih cepat, bahkan saya mendoakan teman saya yang berulang tahun dengan ucapan “semoga cepat blablabla”.

Padahal, tidak ada gunanya semua terjadi cepat dan instan jika memang belum momennya.


Salah satu resolusi saya di tahun 2017 adalah menghargai timing dan proses. Tidak lagi terburu-buru dan ingin semuanya serba cepat. Saya pun berbagi saran kepada sahabat saya, “mungkin hal yang perlu dipelajari dari pengalaman kamu saat ini adalah untuk bersabar”. Yes, trust the moment, when it’s the right timing, it will happen.

No comments:

A bit of Romcom

Most of guys I've ever dated now are married. To wonderful women? Sure, I guess. No, I'm not saying this in a mellow tune, or certai...